Dalampandangan Ziauddin Sardar, "masa depan umat Islam bergantung pada diri mereka sendiri". Secara lebih spesifik dan terfokus, Sardar mengaitkan masalah masa depan peradaban Islam dengan cara pandang umat Islam. Menurutnya, ada kesalah-pahaman mendasar yang dilakukan oleh kebanyakan umat Islam, terutama terkait dalam hal pemahaman nilai
Oleh Tim kajian dakwah alhikmah โ€“ Allah swt. sebagai Pencipta alam semesta dan segala isinya, tidak mungkin mencelakakan ciptaan-Nya. Dalam berbagai ayat disebutkan bahwa Allah rabbul aalamiin. Imam Ibnul Jawzi dalam tafsirnya Zaadul Masiir mengatakan bahwa kata โ€œar-Rabโ€ mengandung tiga makna a pemilik seperti dikatakan rabbud daar pemilik rumah a pemelihara seperti dikatakan rabbusy syaiโ€™ pemelihara sesuatu c tuan yang ditaati, seperti dikatakan dalam ayat fayasqi rabbahu khamra maka ia memberi tuannya minuman khamer. Semua makna ini menunjukkan betapa Allah swt. akan menjaga kelestarian ciptaan-Nya sampai pada saat yang Dia tentukan. Dan untuk mewujudkan kelestarian ini, Allah telah meletakkan hukum atau sistem mengatur perjalanan segala wujud di alam semesta, dan jalan hidup manusia. Islam Sebagai Way Of Life Khusus mengenai sistem yang mengatur jalan hidup manusia Allah menyebutnya dengan nama Al-Islam. Allah berfirman โ€œSesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.โ€ QS. Ali Imran 19. Dalam ayat yang lain โ€œBarangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.โ€ QS. Ali Imran 85. Ini menunjukkan bahwa hanya Islam yang Allah akui sebagai jalan hidup manusia. Tanpa Islam manusia akan celaka. Sebab otak manusia yang Allah ciptakan kapasitasnya bukan untuk mengarang agama sendiri. Karenanya agama apapaun karangan otak manusia tidak mungkin bisa menjadi pegangan. Islam Agama Fitrah Lebih jauh, Allah menciptakan manusia dengan bekal fitrah yang sesuai dengan ajaran-Nya baca Islam. Karenanya manusia sepanjang sejarah tidak akan pernah bisa lari dari seruan fitrahnya. Bila ia menjauh dari seruan fitrah tersebut, ia pasti akan meronta-ronta. Kegelisahan demi kegelisahan akan terus mencekam dalam jiwanya. Tak terhitung kasus yang membuktikan bahwa begitu banyak manusia yang bunuh diri hanya karena kekeringan jiwa, padahal secara kebutuhan materi mereka bisa dikatakan terpenuhi. Hasil penelitian WHO, seperti diungkap harian Republika 11/10/2006, membuktikan bahwa 873 ribu manusia melakukan bunuh diri di dunia setiap tahunnya. Dan setiap 45 tahun terakhir angka tersebut rata-rata naik 60%. Bahkan di Jepang -negara yang terkenal maju secara teknologi- sempat terdata bahwa angka bunuh diri dalam satu tahun mencapai 30 ribu orang. Sebab utama tindakan bunuh diri ini rata-rata karena ketercekaman jiwa. Tidak hanya ini yang mereka lakukan, di internet begitu banyak jumlah situs yang mengajarakan bagaimana seseorang melakukan bunuh diri dengan cepat. Betapa kenyataan ini semua menunjukkan bahwa manusia benar-benar diambang kehancurannya ketika tidak mengikuti Islam. Mereka tidak akan pernah bahagia di dunia maupun di akhirat tanpa kembali kepada Islam. Sebab hanya Islam yang Allah seting paling sesuai dengan panggilan fitrahnya. Karena itulah, sekalipun manusia berusaha menghancurkan Islam sepanjang sejarah, Islam tidak akan pernah musnah. Dibanding agama-agama lain, Islam adalah agama yang paling banyak dimusihi. Allah berfriman โ€œSesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.โ€ Al-Anfal 36. Dalam surat Ath Thariq 15 โ€œSesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.โ€ Di ayat lain โ€œMereka ingin hendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut ucapan-ucapan mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.โ€ QS. Ash-Shaf 8. Tetapi Allah berjanji bahwa sampai kapanpun manusia tidak akan pernah berhasil melakukan tindakan makarnya. Allah berfirman โ€œDialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk Al Qurโ€™an dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.โ€ QS. At-Taubah 33. Perhatikan ketika Allah yang menjamin untuk menjaga agama ini, nampak bahwa segala upaya yang ditempuh para musuh, Allah mentahkan. Lebih dari itu, jumlah pemeluknya justru semkain bertambah dari masa ke masa. Ini adalah fakta yang membuktikan bahwa manusia cerdas masa depan pasti akan kembali kepada Islam. Mereka tidak akan pernah menerima agama yang tidak otentik dan tidak sesuai dengan fitrahnya. Mereka pasti akan segera mengkritisi berbagai penyimpangan yang terdapat dapat ajaran agama-agama tersebut. Islam Agama Kemanusiaan Islam adalah agama yang sangat menghargai kemanusiaan. Karenanya dalam Islam setiap prilaku yang yang tidak manusiawi harus diperangi. Tidak ada dalam Islam pembedaan antar sesama muslim hanya karena perbedaan kulit atau ras. Pun tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, semua muslim adalah sama sederajat seperti barisan gigi sisir. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Hanya kwalitas ketaqwaan yang membedakan di antara mereka. Artinya siapa yang paling tinggi derajat ketakwaannya, dialah yang paling tinggi derajat kemanusiaanya di sisi Allah. Dalam beribadah pun Islam melarang cara-cara beribadah yang tidak manusiawi. Rasulullah saw. pernah suatu saat menegur tiga orang sahabatnya yang masing-masing ingin melakukan ibadah dengan cara tidak manusiawi Yang pertama ingin menegakan shalat malam dan tidak tidur, yang kedua, ingin berpuasa dan tidak berbuka dan yang ketiga tidak ingin menikah. Lalu Rasulullah saw. dalam tergurannya tersebut menyebutkan โ€œAkan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku juga tidur dan menikah. Maka barangsiapa menolak sunnahku bukan termauk golonganku.โ€ Ahmad. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw. memberikan contoh yang manusiawi dalam beribadah. Dengan kata lain seperti yang dikatakan Imam An nawawi al iqtishaad fil ibadah artinya tidak terlalu menyepelekan dan tidak terlalu menyiksa diri di luar batas kemanusiaannya lihat Riyadhush shaalihiin, Imam An nawawi, Darul Warraq 1996, Syeikh Abul Hasan An Nadwi, seorang pemikir muslim dari India, menulis sebuah buku judulnya โ€ maadzaa khasiral aalam bin khthaathil muslimiinโ€ kerugian yang menimpa manusia karena keterpurukan umat Islam. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak akn pernah menemukan kemanusiaanya selama tidak kembali kepada islam. Terbukti memang bahwa manusia tanpa Islam, benar-benar hidup dalam kebingungan. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pada zaman jahiliah -sebelum datangnya Islam- kaum wanita didzalimi. Mereka tidak mendapatkan hak-hak kemanusiaannya sama sekali. Tidak sedikit dari putri-putri mereka yang dibunuh hidup-hidup. Jauh sebelum itu di Ramawi pada abad ke VI masehi manusia sungguh terpuruk dalam kebinatangan. Tontonan yang paling menyenangkan pada waktu itu adalah pertarungan yang berdarah-darah dan bahkan tidak sedikit yang harus melayangkan nyawanya. Para gladiator diadu dengan sesama mereka, atau mereka dipaksa harus bertarung melawan binatang buas seperti singa dan lain sebagainya. Suatu pertarungan yang menunjukkan tingkat kejamnya manusia terhadap kemanusiaannya sendiri. Dengan kata lain di sana nampak bahwa manusia benar-benar tidak ada harganya sama sekali. Islam Agama Yang Menegakkan Keseimbangan Di dalam Islam manusia menemukan dirinya benar-benar diperlakukan secara seimbang a Seimbang antara fisik dan ruhani. Artinya tidak seperti agama lain yang cendrung menghilangkan makna keseimbangan ini. Sebagian agama cendrung meletakkan manusia sebagai mahluk ruhani saja, sehingga ia dilarang memenuhi kebutuhannya fisiknya, seperti tidak boleh menikah dan lain sebagainya. Sebagian yang lain cendrung menyikapi manusia sebagai mahluk fisik saja, sehingga ia diajarkan menyembah materi, bukan menyembah Allah yang ghaib. Tuhan mereka divisualisasaikan menjadi patung. Hidup mereka bergelimang materi tanpa ada unsur ruhaninya sama sekali. Islam tidak demikian. Islam meletakkan manusia sebagai mahluk fisik dan ruhani sekaligus. Tidak ada dalam Islam hak-hak kemanusiaan yang digerogoti. Semuanya, baik fisik maupun ruhani dipenuhi secara seimbang. Perhatikan Rasululllah saw. sebagai contoh yang paling konkrit dalam hal ini. Ia berpuasa dan juga berbuka, ia juga menikah dan mengurus istri-istrinya, pun ia juga shalat malam dan tidur. Jadi tidak ada yang diabaikan dari hak-hak fisik dan ruhani. Bahkan Rasulullah bersabda โ€œSeorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada seorang mukmin yang lemahโ€ HR. Muslim no. 4816 Ini menunjukkan perhatiannya kepada pentingnya pembinaan fisik, lalu dalam hadits ketika menegaskan tetantang hakikat ihsan ia bersabda โ€œhendaknya kau menyembah Allah sekan melihatNya, dan jika tidak, ingatlah bahwa Ia melihamuโ€ HR. Muslim no 8. Ini menggambarkan bagaimana seharusnya manusia membina ruhaninya. Dalam kesempatan lain Rasulullah saw. pernah mengucapkan โ€œCelakalah mutanath thiโ€™uun tiga kali.โ€ HR. Muslim no 2670. Artinya celaka orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah. Bahkan suatu saat ketika Aisyah memberitahukan mengenai seorang wanita yang berlebih-lebihan dalam menegakkan shalat, Rasulullah saw. segera menegurnya โ€œhendaknya kau mengerjakan itu sebatas kemampuanmu, dan Allah tidak akan pernah bosan memberikan pahala yang setimpal dengan amalmu sampai kau sendiri yang bosanโ€. HR. Bukahri 3/31, Muslim no 785. Ini semua menunjukkan betapa mempertahankan keseimbangan antara jasmani dan ruhani adalah inti ajaran Islam. b Seimbang antara dunia dan akhirat. Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan bukan untuk di dunia saja melainkan juga di akhirat. Bahkan tujuan hidup manusia sebenarnya untuk akhirat, Allah berfirman โ€œDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.โ€ Al-Qashash 77. Jadi berdasarkan ini dunia hanyalah keperluan. Sebab kehidupan hakiki yang seharusnya manusia capai adalah akhirat, Allah berfirman โ€œDan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.โ€ Al-Ankabuut 64. Konsep keseimbangan ini tentu sangat berbeda dengan konsep materialisme yang hanya mengajarkan manusia menjadi mahluk materlistis. Sebab materialisme hanya membuat manusia menjadi seperti komoditi yang diperjual belikan, atau seperti mesin yang dipaksa harus bekerja siang dan malam tanpa ada kesempatan untuk ibadah dan berdzikir. Secara ruhani ia pasti akan mengalami kekeringan. Akibatnya ia akan menderita tidak hanya di dunia melainkan lebih dari itu di kahirat. Perhatikan Allah berfriman โ€œDan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.โ€ QS. Thaha 124. Dalam ayat yang lain Allah menggambarkan kesalapahaman orang-orang kafir yang hanya sibuk membangun dunia โ€œTetapi kamu orang-orang kafir memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.โ€ Al-Aโ€™la 16-17. Di sini nampak bahwa mengutamakan dunia saja adalah langkah yang salah, melainkan harus keduanya dipersiapkan secara seimbang. Adanya Bisyaraat kabar gembira Allah berfirman โ€œMusa berkata kepada kaumnya, Minta tolonglah kalian kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.โ€ QS. Al Aโ€™raf 128. Ayat ini menunjukkan bahwa kemenangan akan diberikan kepada hamba-hambaNya yang bertakwa. Maksudnya adalah Islam dan umatnya. Dan ini pasti terjadi cepat atau lambat, sebab Allah tidak pernah mengingkari janji. Allah berfirman โ€œinnallaaha laa yukhliful miiโ€™aad sesungguhnya Allah tidak pernah menyalahi janji.โ€ Ali Imran 9. Rasulullah saw. dalam banyak kesempatan seringkali juga memberikan bisyarat ini. Rasulullah bersabda Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan untukku dunia, maka aku menyaksikannya dari ujung timur dan barat, dan kerajaan umatku akan melampaui timur dan barat seperti yang dikumpulkan untukku, dan aku diberi dua kekayaan emas dan perak atau kekayaan dua kerajaan Romawi dan Persia HR. Muslim no. 5144. Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda โ€œberilah kabar gembira kepada umatku dengan kemenangan, ketenangan di negerinya, pertolongan Allah, dan kemulyaan agamanya, siapa yang menjadikan amal akhiratnya untuk dunia, maka ia tidak akan mendapatkan apa-apa di akhiratโ€ HR. Imam Ahmad no 20273. Penutup Seluruh yang kita sebutkan di atas, menjadi bukti nyata bahwa Islam adalah agama masa depan. Sampai kapanpun manusia tetap akan membutuhkannya. Sebab ia adalah way of life, dan suara firahnya. Dengan Islam manusia akan memperlakukan dirinya sebagai manusia. Dan di saat yang sama ia akan bisa menajalani hidupnya secara seimbang di muka bumi. Lebih-lebih Allah dan Rasul-Nya telah menjanjikan bahwa Islam dan umatnya pasti akan menang. Dan Allah tidak pernah mengingkari janjiNya. Tetapi semua ini tidak bisa dicapai dengan hanya mengkahyal. Islam adalah pedoman hidup, yang harus diamalkan. Umat Islam harus bergerak untuk mengamalkannya tidak hanya dipojok-pojok masjid melainkan harus merambah ke dataran kehidupan nyata denga segala dimensinya; politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Inilah Islam yang diyakini Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya. Perhatikan mereka tidak hanya duduk beribadah di masjid, melainkan terus bergerak menyebarkannya dan merealisakannya dalam kehidupan nyata, secara integral. Dan dengan upaya yang integral inilah, Islam dan umatnya benar-benar pernah mampu menalukkan dua kekuatan super power pada masanya Romawi dan Persia. Wallahu aโ€™lam bishshawab. dkwt download
SESUNGGUHNYAagama ini tidak akan terpadam cahayanya, walau apa jua isu-isu yang membelenggunya. Agama Islam ini adalah cahaya Allah yang telah dijanjikan pemeliharaannya berdasarkan firman Allah S.W.T: ูŠูุฑููŠุฏููˆู†ูŽ ุฃูŽู† ูŠูุทู’ููุฆููˆุง ู†ููˆุฑูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจูุฃูŽูู’ูˆูŽุงู‡ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ุจูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฅูู„ูŽู‘ุง ุฃูŽู† ูŠูุชูู…ูŽู‘ ู†ููˆุฑูŽู‡ู
MASA DEPAN ISLAMOleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-AlbaniAllah Subhanahu wa Taโ€™ala ุงู„ู‘ูŽุฐู‰ ุฃูŽุฑู’ุณูŽู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽู‡ู ุจูุง ู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ูˆูŽุฏููŠู’ู†ู ุงู„ู’ู’ุญูŽู‚ู‘ู ู„ููŠูุธู’ู‡ูุฑูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฏู‘ูููŠู’ู†ู ูƒูู„ู‘ูู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูƒูŽุฑูู‡ูŽ ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒููˆู’ู† โ€œDia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk Al-Qurโ€™an dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukaiโ€. [At-Taubah/9 33].Kita patut merasa gembira dengan janji yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Taโ€™ala melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijkasanaannya mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, masa Khulafaur Rasyidin, dan pada masa-masa khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana di isyaratkan oleh Rasul Shallallahu alaihi wa sallam, melalui sabdanya ู„ุงูŽูŠูŽุฐู’ ู‡ูŽุจู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูุนู’ุจูŽุฏูŽ ุงู„ู„ุงู‘ูŽุชูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูุฒู‘ูŽูŽู‰ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุนูŽุงุกูุดูŽุฉู ูŠูŽุง ุฑูŽุณูู„ููˆู’ุงู„ู„ู‡ู ุงูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชู ู„ุงูŽุธูู†ู‘ูุฌููŠู’ู†ูŽ ุงูŽู†ู’ุฒูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู‡ููˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ู’ุงูŽุฑู’ุณูŽู„ูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ุจูุง ู„ู’ู‡ูุฏู‰ ูˆูŽุฏููŠู†ู ุงู„ุฌูŽู‚ู‘ูู ู„ููŠูุธู’ู‡ูุฑูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐู ูŠู†ูŽ ูƒูู„ู‘ูู‡ ูˆูŽู„ูŽูˆูƒูŽุฑูู‡ูŽ ุงู„ู’ู…ูุดูู’ุฑููƒููˆู†ูŽ , ุงูŽู†ู‘ูŽ ุฐ ู„ููƒูŽ ุชูŽุงู…ู‘ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูู†ู‘ูŽู‡ู ุณูŽูŠูŽูƒููˆู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุฐู„ููƒูŽ ู…ูŽุงุดูŽุงุกูŽุงู„ู„ู‡ู. ุงูŽู„ุฌุฏูŠุซโ€œMalam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Lata dan Al-Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa tatkala Allah menurunkan firman-Nya โ€œDia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk Al-Qurโ€™an dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai, hal ini itu telah sempurna realisasinyaโ€. Beliau menjawab โ€œHal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allahโ€.Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam-Imam yang lain. Saya telah mentakhrijnya di dalam kitab saya Tahdzirus Sajid Min Ittkhadzil Qubur Masajida [Peringatan Bagi Yang Sujud Untuk Tidak Menjadikan Makam Sebagai Masjid, hal 122].Banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya ke berbagai penjuru. Dari hadits-hadits itu tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah Subhanahu wa Taโ€™ala, dengan catatan harus tetap kita perjuangkan, itu yang penting. Berikut ini akan saya tampilkan beberapa hadits yang saya harapkan dapat membakar semangat para pejuang Islam dan dapat dijadikan argumentasi untuk menyadarkan mereka yang fatalis tanpa mau berjuang sama ุงูŽ ู’ู„ุงูŽูˆู‘ูŽูŽู„ู ,, ุงูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฒูŽูˆู‰ , ุงูŽู‰ู’ุฌูŽู…ูŽุนูŽ ูˆูŽุถูŽู…ู‘ูŽ ู„ูู‰ูŽ ุงู’ู„ุงูŽุฑู’ุถู ููŽุฑูŽุงูŽูŠู’ุชูŽ ู…ูŽุดูŽุงุฑูู‚ูŽู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุบูŽุงุฑู ุจูŽู‡ูŽุง , ูˆูŽุงูู†ู‘ูŽ ุงูู…ู‘ูŽุชูู‰ ุณูŽูŠูŽุจู’ู„ูุบู ู…ูู„ู’ูƒูู‡ูŽุง ู…ูŽุงุฒูŽูˆู‰ ู„ูู‰ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง . ุงู„ุญุฏูŠุซโ€œAllah Subhanahu wa Taโ€™ala telah menghimpun mengumpulkan dan menyatukan bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat menyaksikan belahan bumi Barat dan Timur. Sungguh kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan diperlihatkan kepadaku ituโ€.Hadist tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim 8/171, Imam Abu Daud 4252, Imam Turmudzi 2/27 yang menilainya sebagai hadits shahih. Imam Ibnu Majah 2952 dan Imam Ahmad dengan dua sanad. Pertama berasal dari Tsaubah 5/278 dan kedua dari Syaddad bin Aus 4/132, jika memang haditsnya mahfuzh terjaga.Ada hadits-hadits lain yang lebih jelas dan luas yaitu ูฃ. ุงูŽู„ุซู‘ูŽุง ู†ูู‰ ,, ู„ูŽูŠูŽุจู’ู„ูุบูŽู†ู‘ูŽ ู‡ุฐูŽุง ุงู’ู„ุงูŽู…ู’ุฑู ู…ูŽุง ุจูŽู„ูŽุบูŽ ุงู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ูˆูŽู„ุงูŽูŠูŽุชู’ุฑููƒู ุงู„ู„ู‡ู ุจูŽูŠู’ุชูŽ ู…ูŽุฏูŽุฑู ูˆู‹ู„ุงูŽูˆูŽุจูŽุฑู ุงูู„ุงู‘ูŽุงูŽุฏู’ุฎูŽู„ูŽู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ู‡ุฐูŽุง ุงู„ุฏู‘ูููŠู’ู†ูŽ , ุจูุนูุฒู‘ูุนูŽุฒููŠู’ุฒู , ุงูŽูˆู’ุจูุฐูู„ู‘ู ุฐูŽู„ููŠู’ู„ู , ุนูุฒู‘ู‹ุงูŠูุนูุฒู‘ูุงู„ู„ู‡ู ุจูู‡ู ุฃูŽู„ุงูุณู’ู„ุงูŽู…ูŽ , ูˆูŽุฐูู„ุงู‘ูŽูŠูุฐูู„ู‘ู ุจูู‡ู ุงู„ู’ูƒููู’ุฑูŽ ,,โ€œSungguh agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulia dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakan dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuranโ€.Hadits ini diriwayatkan oleh sekelompok Imam yang telah saya sebutkan di dalam kitab At-Tahdzir hal. 121. Sementara Imam Ibnu Hibban meriwayatkannya di dalam kitab Shahih-nya 1631, 1632. Sedang Imam Abu Arubah meriwayatkannya di dalam kitab Al-Muntaqa minat-Thabaqat 2/10/1.Tidak diragukan lagi bahwa tersebarnya agama Islam kembali kepada umat Islam sendiri. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekuatan moral, material dan persenjataan hingga mampu melawan dan mengalahkan kekuatan orang-orang kafir dan orang-orang durhaka. Inilah yang dijanjikan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa ุงูŽู„ุซูŽู‘ ู„ูุซู ุนูŽู†ู’ ุงูŽุจูู‰ ู‚ูุจูŽูŠู’ู„ู ู‚ูŽู„ูŽ ูƒูู†ู‘ูŽุงุนูู†ู’ุฏูŽ ุนูŽุจู’ุฏูุงู„ู„ู‡ู ุจู’ู†ู ุนูŽู…ู’ุฑููˆุจู’ู†ู ุงู„ุนูŽุงุตููŠู’ , ูˆูŽุณูุกูู„ ุงูŽูŠู‘ู ุงู’ู„ู…ูŽุฏููŠู’ู†ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุชููู’ุชูŽุญู ุงูŽูˆู‘ูŽู„ุงู‹ ุŸ ุงูŽู„ู’ู‚ูุณู’ุทูŽู†ูุทููŠู’ู†ููŠู‘ูŽุฉู ุงูŽูˆู’ุฑููˆู’ู…ููŠู‘ูŽุฉู ุŸ ููŽุฏูŽุนูŽุง ุนูŽุจู’ุฏูุงู„ู„ู‡ู ุจูุตูู†ู’ุฏููˆู’ู‚ู ู„ูŽู‡ู ุฎูŽู„ู’ู‚ูŒ , ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุงูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ูƒูุชูŽุงุจู‹ุง , ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽุจู’ุฏูุงู„ู„ู‡ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู…ูŽุงู†ูŽุญู’ู†ู ุญูŽูˆู’ู„ูŽ ุฑูŽุณู ุงู„ูู„ู‘ู‘ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ,, ู…ูŽุฏููŠู’ู†ูŽุฉู ู‡ูุฑูŽู‚ู’ู„ูŽ ุชููู’ุชูŽุญู ุงูŽูˆู‘ูŽู„ู‹ , ูŠูŽุนู’ู†ูู‰ ู‚ูุณู’ุทูŽู†ู’ุทูู†ููŠู‘ูŽุฉูŽ ,,โ€œHadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan โ€œPada suatu ketika kami bersama Abdullah Ibnu Amer Ibnu Al-Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri. Konstantinopel atau Rumawi. Kemudian ia meminta petinya yang sudah agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.โ€ Abu Qubail melanjutkan kisahnya Lalu Abdullah menceritakan [1] โ€œSuatu ketika, kami sedang menulis di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Tiba-tiba beliau ditanya โ€œMana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Rumawi ?. โ€ Beliau menjawab โ€œKota Heraclius-lah yang akan terkalahkan lebih duluโ€. Maksudnya adalah Konstantinopelโ€.Hadit ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad II/176, Ad-Darimi I/126, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Muhson II/47, 153, Abu Amer Ad-Dani di dalam As-Sunanul Waridah fil-Fitan hadits-hadits tentang fitnah, Al-Hakim III/422 dan IV/508 dan Abdul Ghani Al-Maqdisi dalam Kitabul Ilmi II/30. Abdul Ghani bahwa hadits ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim menilainya sebagai hadits shahih. Penilaian Al-Hakim itu juga disetujui oleh Imam Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibu kota Italia sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam Muโ€™jamul Buldan Ensiklopedi Negara.Sebagaiman kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal itu terjadi lebih dari delapan ratus tahun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyabdakan hadits di atas. Kemenangan keduapun akan segera terwujud atas seizin Allah Subhanahu wa Taโ€™ala, sebagaimana ู†ูŽุจูŽุฃู‡ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุญููŠู’ู†ูโ€œDan sesungguhnya kamu akan mengetahui kebenaran berita Al-Qurโ€™an setelah beberapa waktu lagiโ€. [Shaad/38 88]Tidak diragukan lagi bahwa kemenangan kedua mendorong adanya kebutuhan terhadap Khalifah yang tangguh. Hal inilah yang telah diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melalui ุงูŽู„ุฑู‘ูŽุจูุนู’ ,, ุชูŽูƒููˆู’ู†ู ุงู„ู†ู‘ูุจููˆู‘ูŽ ุฉู ููŽูŠูŽูƒููˆู’ู†ู ู…ูŽุงุดูŽุงุงู„ู„ู‘ู‡ ุงูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฑู’ููŽุนูู‡ูŽุงุงู„ู„ู‘ู‡ู ุงูŽุฐูŽุดูŽุงุกูŽุงูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ููŽุนูู‡ูŽุง , ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽูƒููˆู’ู†ู ุฎูู„ุงูŽููŽุฉูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ู‡ูŽุงุฌู ุงู„ู†ู‘ูุจููˆู‘ูŽ ุฉู , ููŽ ุชูŽูƒููˆู’ู†ู ู…ูŽุงุดูŽุงุงู„ู„ู‘ู‡ู ุงูŽู†ู’ ุชูŽูƒุซูˆู’ู†ู , ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฑู’ููŽุนูู‡ูŽุง ุงูุฐูŽุงุดูŽุงุกูŽุงูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ููŽุนูู‡ูŽุง . ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽูƒููˆู’ู†ู ู…ูŽู„ููƒู‹ุง ุนูŽุงุถู‹ุง ููŽูŠูŽูƒููˆู’ู†ู ู…ูŽุงุดูŽุงุกูŽุงู„ู„ู‘ู‡ู ุงูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ , ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฑู’ููŽุนูู‡ูŽุง ุงูุฐูŽุดูŽุงุกูŽุงู„ู„ู‘ู‡ู ุงูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ููŽุนูŽู‡ูŽุง ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽูƒููˆู’ู†ู ุฎูู„ุงูŽููŽุฉูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ู‡ูŽุงุฌู ู†ู‘ูุจููˆู‘ูŽุฉู , ุซูู…ู‘ูŽ ุณู’ูƒูŽุชูŽโ€œKenabian telah terwujud di antara kamu sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah itu ada Khilafah yang sesuai dengan kenabian tersebut, sesuai dengan kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan kehendak-Nya. lalu ada Raja yang gigih berpegang teguh dalam memperjuangkan Islam, sesuai dengan kehendak-Nya. Setelah itu ada seorang Raja diktator bertangan besi, dan semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian ada Khilafah yang sesuai dengan tuntunan Nabi. Lalu Dia diamโ€.Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad IV/273. Kami mendapatkan riwayat dari Sulaiman bin Dawud Ath-Thayalisi, juga dari Dawud bin Ibrahim Al-Wasithi, Hubaib bin Salim, dan Nuโ€™man bin Basyir yang mengisahkan, โ€œkami sedang duduk di masjid. Basyir adalah seorang yang sering menyembunyikan haditsnya. Lalu datanglah Abu Tsaโ€™labah Al-Khasyafi dan bertanya Wahai Basyir bin Saโ€™id, apakah engkau menghafal hadits Rasul tentang Umara ? Tetapi kemudian, Khudzaifahlah yang justru menjawab โ€œSaya menghafal khutbahnyaโ€.Mendengar itu kemudian Abu Tsaโ€™labah duduk, sementara Khudzaifah selanjutnya meriwayatkan hadits itu secara marfuโ€™.Hubaib mengomentarai dengan menceritakan โ€œTatkala Umar bin Abdul Aziz mulai tampil dan saya mengetahui bahwa Yazid bin Nuโ€™am bin Basyir menjadi pengikutnya, maka saya menulis surat kepadanya, berisikan tentang hadist ini. Saya memperingatkan dengan mengatakan kepadanya Saya berharap agar beliau Umar bin Abdul Aziz benar-benar bisa menjadi Amirul Muโ€™minin setelah adanya raja yang gigih memperjuangkan agama sebelum dia naik tahta. Lalu surat saya itu disampaikan kepada Umar bin Abdul Aziz. Dia merasa gembira dan sanad Ahmad, hadist itu juga dirwayatkan oleh Al-Hafidzh Al-Iraqi di dalam Mahajjatul-Ghurab ila Mahabbatil-Arab II/17. Selanjutnya Al-Hafidz mengatakan โ€œStatus hadits ini shahih. Ibrahim bin Dawud Al-Wasithi dinilai tsiqah baik akhlaknya dan kuat ingatannya oleh Abu Dawud, Ath-Thayalisi dan Ibnu Hibban. Sedangkan perawi-perawi yang lain bisa dibuat hujjah di dalam menetapkan hadits shahihโ€.Yang dimaksud Al-Hafidzh ini adalah yang terdapat di dalam kitab Shahih Muslim, tetapi mengenai Hubaib oleh Al-Bukhari dinilainya dengan โ€œfihi nadharunโ€ ungkapan yang menunjukkan masih diragukannya keabsahan seorang perawi. Sedanglan Ibnu Addi mengatakan Dalam matan hadits yang diriwayatkannya Hubaib tidak terdapat hadits munkar hadits yang ditolak, tetapi ia telah memutarbalik sanadnya mudhtharib. Akan tetapi Abu Hatim, Abu Dawud dan Ibnu Hibban menilainya tsiqah. Oleh karena itu, setidak-tidaknya nilai haditsnya adalah hasan. Bahkan Al-Hafidzh menialinya La baโ€™sa bihi Lafazh taโ€™dil tingkat ke empat. Perawi yang dinilai dengan lafazh pada tingkat ini haditsnya bisa dipakai, tetapi harus dilihat kesesuainya dengan perawi-perawi lain yang dhabit kuat ingatannya, sebab lafazh itu tidak menunjukkan ke-dhabit-an seorang perawi. penerjemah.Hadits yang senada Asy-Syahid disebutkan di dalam musnad karya Ath-Thayalis Nomor 438 โ€œSaya diberi riwayat oleh Dawud Al-Wasithi -ia adalah orang yang tsiqah-, ia menceritakan โ€œSaya mendengar hadits itu dari Hubaib bin Salim. Tetapi dalam matan hadits tersebut ada yang tercecer matannya. Tapi kemudian ditutup dilengkapi dengan hadits dari Musnad di dalam kitabnya Al-Majmaโ€™ V/189 menjelaskan โ€œHadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, sedangkan Al-Bazzar juga meriwayatkan, namun lebih sempurna lagi. Imam Ath-Thabrani juga meriwayatkan sebagian dalam kitabnya Al-Ausath dan perawi-perawinya adalah tsiqahโ€.Dengan demikian menurut saya, kecil sekali kemungkinannya hadits tersebut diriwayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz, sebab masa pemerintahannya adalah setelah masa Khulafaur Rasyidin, yang jaraknya setelah dua masa pemerintahan dua orang raja. [2].Selanjutnya hadits yang berisi tentang berita gembira dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengenai kembalinya kekuasaan kepada kaum Muslimin dan tersebarnya pemeluk Islam di seluruh penjuru dunia hingga dapat membantu tercapainya tujuan Islam dan menciptakan masa depan yang prospektif dan membanggakan hingga meliputi bidang ekonomi dan pertahanan. Hadits yang dimaksud adalah sabda Nabi Shallallahu alaihi wa ุงูŽู„ู’ุฎูŽุงู…ูุณู ู„ุงูŽุชูŽู‚ููˆู’ู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ุญูŽุชู‘ู‰ ุชูŽุนููˆู’ุฏูŽุงูŽุฑู’ุถู ุงู„ู’ุนูŽุฑูŽุจู ู…ูุฑูŽู‚ูŽ ุฌู‹ุง ูˆูŽุงูŽู†ู’ู‡ูŽุงุฑู‹ุงโ€œHari kiamat tidak akan terjadi sebelum tanah Arab menjadi tanah lapang yang banyak menghasilkan komoditas penting dan memiliki pengairan yang memadaiโ€.Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim 3/84, Imam Ahmad 2/703, 417, dan Imam Hakim 4/477, dari hadits Abu gembira itu mulai terealisasi di beberapa kawasan Arab yang telah diberi karunia oleh Allah berupa alat-alat untuk menggali sumber air di dalam gurun pasir. Di sana bisa kita lihat adanya inisiatif untuk mengalirkan air dari sungai Eufrat ke Jazirah Arab. Saya membaca berita ini dari beberapa surat kabar lokal. Hal itu mungkin akan menjadi kenyataan. Dan selang beberapa waktu kelak, akan benar-benar terwujud dan bisa kita yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan masalah ini adalah sabda Nabi Shallallahu alaihi wa ู„ูŽุง ูŠูŽุฃู’ุชููŠ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฒูŽู…ูŽุงู†ูŒ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ุดูŽุฑูŒู‘ ู…ูู†ู’ู‡ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽู„ู’ู‚ูŽูˆู’ุง ุฑูŽุจูŽู‘ูƒูู…ู’โ€œTidak akan datang kepadamu suatu masa, kecuali masa sesudahnya akan lebih buruk, sampai kalian bertemu dengan Tuhanmu, yakni datangnya kiamatโ€.Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Al-Fitan, dari hadits Anas, secara marfuโ€™.Hadits ini selayaknya dipahami dengan membandingkan hadits-hadits lain yang terdahulu dan hadits lain yang ada hubungannya. Seperti halnya hadits-hadits tentang Al-Mahdi dan turunnya Nabi Isa Alaihis sallam. Hadits-hadits itu menunjukkan bahwa hadits ini tidak mempunyai arti secara umum, tetapi mempunyai arti khusus sempit. Oleh karena itu, kita tidak boleh memahaminya secara umum apa adanya, sehingga menimbulkan keputusasaan yang merupakan sifat yang harus dibuang jauh dari orang mukmin. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taโ€™ ุงุฐู’ู‡ูŽุจูุคุง ููŽุชูŽุญูŽุณู‘ูŽุณูุคุง ู…ูู†ู’ ูŠูุคุณูููŽ ูˆูŽุฃุฎููŠู’ู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽุชูŽุงูŠู’ุกูŽุณูุคุง ู…ูู†ู’ ุฑู‘ูŽุคุญู ุงู„ู„ู‘ู‡ู ุฅู†ู‘ูŽู‡ู ู„ุงูŽ ูŠูŽุงูŠู’ุกูŽุณูุคุง ู…ูŽู†ู’ ุฑู‘ูŽุคุญู ุงู„ู„ู‘ู‡ู ุฅู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุคู…ู ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑูุคู†ูŽโ€œHai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafirโ€. [Yusuf/12 87].Saya senantiasa memohon ke haribaan Allah Subhanahu wa Taโ€™ala, semoga Dia berkenan menjadikan kita sebagai orang-orang yang benar-benar mukmin.[Disalin dari buku Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah wa Syaiun Min Fiqhiha wa Fawaaidiha, edisi Indonesia Silsilah Hadits Shahih dan Sekelumit Kandungan Hukumnya, oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal 17-24, terbitan CV Pustaka Mantiq, penerjemah Nur] _______ Footnote [1] Perkataan Abdullah ini juga diriwayatkan oleh Abu Zurโ€™ah di dalam bukunya Tarikhu Damsyiq Sejarah Damaskus I/96. Di situ juga ditunjukkan bahwa hadits tersebut juga ditulis pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam [2] Sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam kitabnya Al-Ausath yang bersumber dari Muaโ€™adz bin Jabal secara marfuโ€™ adalah dhaโ€™if. Bunyinya adalah โ€œTiga puluh kenabian dan satu orang raja, dan tiga puluh raja dan satu Jaburut raja bertangan besi sedangkan setelah itu tidak ada kebaikan sama sekaliโ€. Oleh: Awang Dadang Hermawan ; Pemerhati Intelijen, Sosial Politik dan "SARA" Gambaran masa depan umat Islam telah dijanjikan dalam Q.S. al-Nur ayat 55: ูˆูŽุนูŽุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ุงูฐู…ูŽู†ููˆู’ุง ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽ ุนูŽู…ูู„ููˆุง ุงู„ุตู‘ูฐู„ูุญูฐุชู ู„ูŽู€ูŠูŽุณู’ุชูŽุฎู’ู„ูููŽู€ู†ูŽู‘ู‡ูู…ู’ ููู‰ ุงู„ู’ุงูŽุฑู’ุถู ูƒูŽู…ูŽุง ุงุณู’ุชูŽุฎู’ู„ูŽููŽ
Abdullah, M. Amin, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1995 ________, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1996 ________, Multidisiplin, Interdisiplin, dan Transdisiplin Metode Studi Agama dan Studi Islam di Era Kontemporer, Yogyakarta IB Pustaka, 2020 Ahmed, Akbar S., โ€œIbn Khaldunโ€™s Understanding of Civilization and the Dilemmas of Islam and West Today,โ€ The Middle East Journal, Vol. 56, No. 1. Winter, 2002 Amin, Samir, โ€œThe Future of Global Polarization,โ€ dalam Johannes Dragsbaek Schmidt dan Jacques Hersh ed.. Ashroft, Bill, Post-Colonial Transformation, London Routledge, 2001 Bagghi, Kumar, โ€œGlobalisation India a Critique an Agenda for Financiers and Speculators,โ€; Kwan-Yeon Shin, โ€œGlobalisation and Class Politic in South Korea,โ€ dalam Johannes Dragsbaek Schmidt dan Jacques Hersh ed., Globalisation and Social Change, 119-178. Birch, Anthony H., The Concepts and Theories on Modern Democracy, London Routledge, 2001 Bustaman-Ahmad, Kamaruzzaman, โ€œHubungan Agama dan Negara Pengalaman Indonesia Bahagian Pertama, PEMIKIR Membangun Minda Berwawasan, No. 30, Oktober-Desember 2002 ________, Satu Dasa Warsa the Clash of Civilizations Membongkar Politik Amerika di Pentas Dunia, Yogyakarta Ar-Ruzz, 2003. Carter, April, The Political Theory of Global Citizenship, London Routledge, 2001. Esposito, John L., โ€œClash of Civilization? Contemporary Images of Islam in the West,โ€ dalam Gema Martin Munoz ed., Islam, Modernism and the West Cultural and Political Relations at the End of the Millenium, New York Tauris, 1999, 94-108. Fakih, Mansour, Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta Pustaka Pelajar dan INSIST, 2001 Fukuyama, Francis, The Great Disruption Human Nature and the Reconstruction of Social Order, New York The Free Press, 1999 Golzani, Mehdi, Filsafat Sains Menurut Al-Qurโ€™an, Bandung Mizan, 2003 Guiderdoni, Bruno, โ€œHow Did the Universe Begin? Cosmology and Methaphysics for the XXIst Century,โ€ Makalah disampaikan dalam International Conference of Religion & Science in the Post-Colonial World,โ€ Yogyakarta, 2-5 Januari 2003 Hafez, Kai, โ€œIslam and the West The Clash of Politicised Perceptions,โ€ dalam Kai Hafez ed., The Islamic World and the West An Introduction to Political Cultures and International Relations, Leiden Brill, 2000 Harvey, David, โ€œGlobalisation in Question,โ€ dalam Johannes Dragsbaek Schmidt dan Jacques Hersh ed. โ€œIntroduction Globalisation or the Coming of Age of Capitalism,โ€ dalam Johanes Dragsbaek Schmidt dan Jacques Hersh ed., Globalisation and Social Change, London and New York Routledge, 2000 Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik,Jakarta Paramadina, 1996. ________, โ€œHermeneutical Problems of Religiuos Language,โ€ Al-Jamiโ€™ah, No. 65 2000 Hittleman, James H., โ€œThe Future of Globalisationโ€ makalah dalam The Pok Rafaeh Chair Public Lecture, Institut Kajian Malaysia dan Antarbangsa, Universiti Kebangsaan Malaysia, 10 Agustus 1999. Hittleman, James H., dan Othman, Norani ed., Capturing Globalisation, New York Routledge, 2001, 1-16. Diakses 30 Juni 2021, Huntington, Samuel P., The Clash of Civilization and the Remaking of World Order, New York Touchstone Books, 1998 Ismail, Mohammad Saleh, โ€œIT Usage Challenges and Opportunies in Globalisationโ€, Symbiosis Technology Park Malaysia, October 2001 Jaaffar, Johan, โ€œCabaran Media Hari ini Antara Kebenaran dan Wibawa Moral,โ€ PEMIKIR, Oktober-Desember 2000 159-206. Jenie, Umar A., โ€œRelation Between Islamic Ulamas and Scientist From Conflict to Dialogue,โ€ Makalah disampaikan dalam International Conference of Religion & Science in the Post-Colonial World,โ€ Yogyakarta, 2-5 Januari 2003 Kung, Hans, Etika Ekonomi-Politik Global Mencari Visi Baru bagi Kelangsungan Agama di Abad XXI, terj. Ali Noer Zaman, Yogyakarta Qalam, 2002 Leksono-Supelli, Karlina, โ€œCosmology and the Quest for Meaning,โ€ Makalah disampaikan dalam International Conference of Religion & Science in the Post-Colonial World,โ€ Yogyakarta, 2-5 Januari 2003. Levine, Mark, โ€œMuslims Responses to Globalisationโ€, ISIM Newsletter, No. 10 2002 Lubeck, Paul M., โ€œThe Islamic Revival Antinomies of Islamic Movements Under Globalization,โ€ dalam Robin Cohen dan Shirin M. Rai ed., Global Social Movements, New Jersey The Athlone Press, 2000 Maarif, A. Syafii, โ€œDunia Sedang Memasuki Era Baru Internasionalisme Amerika,โ€ Panjimas, September 2003 Mahrus, โ€œKontroversi Produk Rekayasa Genetika yang Dikonsumsi Masyarakat,โ€ Jurnal Biologi Tropis, Vol. 14 No. 2 Juli, 2014 108-119. Malik, Ghulam Farid, โ€œEfforts of the Moslem Communities to Apply the Qurโ€™anic Values towards World Peace A Historical Perspective,โ€ dalam Azhar Arsyad, Jawahir Thontowi, dan M. Habib Chirzin ed., Islam & Perdamain Global, Yogyakarta Madyan Press, The Asia Foundation dan IAIN Alauddin Makassar, 2002 Martin, Richard C. ed., Approaches to Islam in Religious Studies, Arizona The University of Arizona Press, 1985; Taufik Abdullah dan M. Ruslim Karim ed., Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar, Yogyakarta Tiara Wacana, 1989. Masud, Muhammad Khalid ed., Travellers in Faith Studies of the Tablighi Jamaโ€™at as a Transnational Islamic Movement for Faith Renewal, Leiden Brill. 2000. McMichael, Philip, โ€œStates and Governance in the Era of Globalisation,โ€ dalam Johannes Dragsbaek Schmidt dan Jacques Hersh ed.. โ€œIntroduction Globalisation or the Coming of Age of Capitalism,โ€ dalam Johanes Dragsbaek Schmidt dan Jacques Hersh ed., Globalisation and Social Change, London and New York Routledge, 2000. Meuleman, Johan Hendrik, โ€œTradition and Renewal with Islamic Studies in South-East Asia The Case of the Indonesian IAINsโ€ in Islamic Studies in ASEAN โ€“ Presentations of an International Seminar College of Islamic Studies, Prince of Songkhla University, Pattani, 2000, 283-99 Mohamad, Mahathir, The Issue and Challenges in the 21st Century,โ€ Symbiosis Technology Park Malaysia, Oktober 2001 ________, Globalisation and the New Realities, Selangor Pelanduk, 2002 Mohammed Abed al-Jabiri, โ€œContemporary Arab Views on Globalisationโ€ dalam Muniron, โ€œPandangan Al-Ghazali tentang Ittihad dan Hululโ€ Paramadina, Vol. 1, No. 2 1999 Murata, Sachiko, โ€œPengalaman Saya Mengajar Islam di Barat,โ€ Ulumul Qurโ€™an, Vol. V, No. 2 1994 Pasiak, Taufiq, Tuhan dalam Otak Manusia Mewujudkan Kesehatan Spiritual Berdasarkan Neurosains, Bandung Mizan, 2012 Prasetyo, Hendro, dan Munhanif, Ali, dkk., Islam dan Civil Society Pandangan Muslim Indonesia, Jakarta Gramedia dan PPIM IAIN Jakarta, 2002. Rakhmat, Jalaluddin, โ€œTuhan yang Disaksikan Bukan Tuhan yang Didefenisikan,โ€ Paramadina, Vol. 1, No. 1 1989 Rizvi, Fazal, โ€œDebating Globalization and Education After September 11โ€, Comparative Education, Vol. 40, No. 2, Special Issue 28 Postcolonialism andComparative Education May, 2004 157-171 Rochmat, Saefur, โ€œStudi Islam di Indonesia Era Millenium Ketiga,โ€ Millah Jurnal Studi Agama, Vol. 2, No. 1 2002 37-49. Rundell, Michael, ed., Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, Oxford Bloomsbury Publishing, 2002 Russel, Robert J., โ€œTheology and Science Current Issues and Future Directions,โ€ hhtp// Diakses 29 Juni 2021. Schmidt, Johannes Dragsbaek, dan Hersh, Jacques, โ€œintroduction Globalisation or the Coming of Age of Capitalism,โ€ dalam Johanes Dragsbaek Schmidt dan Jacques Hersh ed., Globalisation and Social Change, London and New York Routledge, 2000 The Freedom House Survey Team, โ€œFreedom in World 2002 The Democracy Gap,โ€ Diakses 30 Juni 2021. Thiselton, Anthony C., New Horizons in Hermeneutics, Michigan Zondervan Publishing House, 1992. Voll, John O., โ€œIslamic Studies after Orientalism and Area Studiesโ€, dalam Isma-ae Alee ed., Islamic Studies in Asean Presentation of an International Seminar, Thailand College of Islamic Studies Prince of Songkla University, 2000 Waardemburg, Jacques, โ€œThe Language of Religions and the Study of Religion as Sign System?,โ€ ini Lauri Honko ed., Science of Religion Studies in Methodology, Paris Mouton Publishers, 1979 Yasuda, Nobuyuki, โ€œLaw and Development in ASEN Countries,โ€ ASEN Economic Bulletin, November 1993 459-469. Yavari, Neguin, โ€œMuslim Communities in New York City,โ€ ISIM Newsletter, No. 10 2002 Yemelianva, Galina, โ€œIslam and Power in Post-Communist Islam Russiaโ€, ISIM Newsletter, No. 10 2002

22 Sejarah Masa Kejayaan Islam Sejarah perjuangan umat islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama, lebih kurang sekitar 13 Abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah S.A.W di Madinah dan dilanjutkan oleh Daulah Khulafaur Rasyidin (632-661 M) sampai tumbangnya kekhalifahan Turki Utsmani pada tanggal 28 Rajab pada tahun 1342

Cara melihat masa depan โ€“ Masa depan setiap orang adalah rahasia Allah dan akan selalu menjadi misteri bagi manusia. Tidak ada seorang pun manusia yang dapat mengetahui masa depan dirinya maupun orang lain. Hal ini tampak dalam firman Allah. โ€œSesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, serta mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.โ€ QS. Luqman 34. Cara melihat masa depan sebenarnya dapat di lakukan dengan mudah karena masa depan kita adalah hasil dari apa yang kita lakukan hari ini. Hanya Allah saja yang mengetahui masa depan manusia, meliputi rezeki, jodoh, karier, maut, dan sebegainya. Untuk itu, bagi seorang muslim yang beriman, dirinya tidak akan memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depannya. Apalagi melalui ramalan karena hal tersebut akan membuat dirinya terjatuh dalam dosa atau perbuatan musyrik. Dengan meyakini Allah Sang Maha Tahu Masa Depan maka Anda tidak perlu cemas dalam menghadapi masa depan. Karena sesungguhnya masa depan kita adalah apa yang kita lakukan hari ini. Yang bisa Anda lakukan saat ini adalah melihat masa depan dengan melakukan berbagai hal kebaikan. Hal ini bertujuan untuk menyiasati masa depan dengan selalu tawakal kepada Allah dan menyiapkan bekal kebaikan. Lalu, bagaimanakah cara melihat masa depan sesuai ajaran agama Islam? Baca juga 7 Langkah Kunci Kesuksesan Dalam Hidup Berikut ini beberapa cara melihat masa depan menurut Islam yang dapat Anda lakukan. Dengan melakukan berbabagi car di bawah ini, niscaya masa depan Anda akan tergambar jelas dan baik. Semoga bermanfaat. 1. Cara melihat masa depan dengan selalu meningkatkan keimanan โ€œJanganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.โ€ Qs. Ali Imron 139. โ€œSesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.โ€ Qs. AlBaqarah 277. 2. Cara melihat masa depan dengan selalu bertaqwa kepada Allah โ€œDan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaika, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.โ€ Qs. Al-Anโ€™am 48 โ€œIngatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat janji-janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.โ€ Qs. Yunus 62-64. Baca juga Mencari Ketenangan Hati dan Pikiran? Lakukan 6 Hal Ini, dan Temukan! 3. Cara melihat masa depan dengan selalu beristiqomah โ€œSesungguhnya orang-orang yang mengatakan โ€œTuhan kami ialah Allahโ€, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.โ€ Qs. Al-Ahqaf 13-14. 4. Cara melihat masa depan dengan selalu mengikuti petujuk Allah Kami berfirman โ€œTurunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.โ€ Qs. AlBaqarah 38. 5. Cara melihat masa depan dengan selalu bersikap ikhlas โ€œTidak demikian bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.โ€ Qs. AlBaqarah 112. Baca juga 10 Ayat Alquran Tentang Ikhlas sebagai Tuntunan Hidup Kapsul Bioenergi 6. Cara melihat masa depan dengan selalu bekerja keras โ€œBekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakanDan Katakanlah โ€œBekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.โ€ Qs. At-Taubah 105. Baca juga Kapsul Bioenergi Teknologi Spiritual Solusi Karir & Bisnis Demikian beberapa cara melihat masa depan yang dapat Anda lakukan menurut agama Islam. Dengan melakukan cara di atas, dijamin masa depan Anda akan selalu baik. Untuk itu, Anda tak perlu merasa cemas ataupun takut dalam menghadapi masa depan. Seiring melakukan berbagai hal di atas, Anda pun perlu meningkatkan kualitas diri dengan mengonsumsi Kapsul Bioenergi dari Bioenergi Center yang terbuat dari bahan herbal halal dan berkhasiat. Dengan mengonsumsi kapsul ini, diharapkan Anda dapat membuka aura atau energi positif dari dalam diri Anda sehingga setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda akan selalu positif dan sesuai dengan kehendak Allah. Dengan begitu, hidup Anda akan menjadi lebih tenang dan bahagia. Baca juga Cara Mewujudkan Harapan Keinginan Dengan Mudah
Sakingbanyak jenis investasi di dunia, penulis akan membatasi pada daftar investasi terbaik menurut Islam untuk masa depan. Investasi Halal Dalam Islam Satu satunya investasi paling baik menurut islam untuk saat ini dan masa depan dan sepakat para pakar finansial dunia adalah menjalani bisnis. Dengan bisnis keuntungan bisa dua kali lipat
Pernahkah Anda membayangkan seperti apa masa depan manusia? Alkitab menjelaskan bahwa ada perubahan besar yang akan segera dialami semua orang di bumi. Yesus menyebutkan caranya kita bisa โ€tahu bahwa Kerajaan Allah sudah dekatโ€. Lukas 2131 Dia menyebutkan berbagai hal yang akan terjadi, seperti perang besar, gempa bumi yang hebat, kekurangan makanan, dan wabah penyakit. Semua hal ini sudah kita lihat atau rasakan sekarang.โ€‹โ€”Lukas 2110-17. Selain itu, Alkitab mengatakan bahwa pada โ€hari-hari terakhirโ€ dari pemerintahan manusia, orang-orang akan semakin jahat. Anda bisa membaca keterangannya di 2 Timotius 31-5. Setelah Anda melihat sifat dan tindakan orang-orang sekarang, Anda pasti setuju bahwa apa yang Alkitab katakan itu memang benar. Apa arti semua hal itu? Itu artinya tidak lama lagi Kerajaan Allah akan membuat perubahan besar di bumi. Lukas 2136 Di Alkitab, Allah berjanji untuk membuat keadaan bumi dan kehidupan manusia menjadi lebih baik. Perhatikan beberapa contohnya. PEMERINTAHAN YANG TERBAIK โ€[Yesus] diberi kekuasaan, kehormatan, dan kerajaan, agar semua orang dari berbagai bangsa dan bahasa melayani dia. Kekuasaannya adalah kekuasaan yang abadi, yang tidak akan berakhir, dan kerajaannya tidak akan musnah.โ€โ€‹โ€”DANIEL 714. Artinya Anda akan hidup di bawah pemerintahan terbaik yang akan menguasai seluruh bumi. Pemerintahan ini dipimpin oleh Yesus sebagai Raja yang dilantik oleh Allah. KESEHATAN YANG SEMPURNA โ€Tidak seorang pun yang tinggal di situ akan berkata, โ€™Aku sakit.โ€™โ€โ€‹โ€”YESAYA 3324. Artinya Anda tidak akan pernah sakit atau cacat. Anda akan hidup sehat selamanya. DAMAI DI SELURUH BUMI โ€Dia menghentikan peperangan di seluruh bumi.โ€โ€‹โ€”MAZMUR 469. Artinya Perang akan lenyap sehingga manusia tidak menderita lagi akibat perang. HANYA ORANG BAIK YANG AKAN HIDUP DI BUMI โ€Orang jahat tidak akan ada lagi . . . Orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi.โ€โ€‹โ€”MAZMUR 3710, 11. Artinya Hanya orang-orang yang mau menaati Allah yang akan hidup di bumi. BUMI AKAN MENJADI TEMPAT YANG INDAH โ€Mereka akan membangun rumah dan tinggal di situ; mereka akan membuat kebun anggur dan makan buahnya.โ€โ€‹โ€”YESAYA 6521, 22. Artinya Allah akan membuat โ€™kehendak-Nya terjadi di bumiโ€™ dengan mengubah seluruh bumi menjadi tempat yang indah.โ€‹โ€”Matius 610.
MenurutAbdul Fattah, karakter holistik ini melekat pada enam poin, antara lain: (berbasis pandangan-dunia Islam, tetap sebagai ilmu sosial, dan bersifat normatif/ teleologis). Abdul Fattah kembali menerangkan bahwa Sosiologi Islam masa depan itu sudah memenuhi tiga pilar bangunan ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
JAKARTA - Setiap harinya, dalam pikiran manusia kerap dipenuhi dengan bayangan-bayangan di masa depan. Namun terlalu memikirkan masa depan, sama seperti membeli furnitur untuk rumah yang bahkan belum dibangun. Ketika furnitur tersebut berada di tangan, kita tidak punya tempat untuk meletakkannya. Akibatnya, barang-barang itu akan memadati hidup di masa sekarang. Dengan kata lain, terlalu memikirkan masa depan sama artinya dengan mengisi hari-hari dengan pikiran, perhatian, antisipasi, dan kecemasan yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Dalam sebuah artikel yang diunggah di About Islam, manusia kerap terburu-buru menuju masa depan demi sesuatu yang disebut sebagai kebaikan. Saat masih anak-anak, tidak sedikit yang ingin cepat besar sehingga bisa bermain dengan teman-teman lain yang lebih tua. Pun saat remaja, kita tidak bisa menunggu untuk menjadi dewasa dan bebas dari batasan orang tua. Nantinya saat dewasa, manusia sudah bermimpi tentang masa pensiun ketika akhirnya dapat menikmati semua waktu luang yang ada. Manusia kerap memiliki kecenderungan bergegas ke masa depan demi kebaikan yang dirasa ada di sana. Tetapi tidak ada yang bisa menjamin hari esok. Tidak ada jaminan apa pun darinya. Ketika kita menaruh terlalu banyak harapan di hari esok, hal ini berisiko membawa hasil yang berbahaya. Manusia akan mulai merasa berhak atas masa depan tertentu yang mungkin tidak pernah datang. Ketika masa depan yang diharapkan itu tidak terjadi, manusia bisa menjadi sangat emosional dan sengit. Lebih parah, manusia bisa kehilangan momen menikmati berkah yang didapat di momen saat ini. Allah SWT telah memberi tahu tentang itu dalam Alquran dengan sangat jelas. Dalam QS An-Nahl ayat 1, Allah SWT berfirman, "Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat datangnya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan". Ayat ini mengingatkan tentang sifat Hari Akhir yang tidak diketahui, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang akan telah diatur akan datang pada saatnya. Manusia diminta untuk sabar hingga saatnya tiba. Jika harus menjalani hidup dengan berpikir dan berharap untuk masa depan, hal ini dapat dilakukan dengan mengingat kita akan menerima yang baik di kehidupan selanjutnya, untuk kebaikan yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Namun, kita hanya bisa bertemu dengan kesenangan di akhirat dengan mengambil tindakan di masa sekarang. Jadi mari berharap untuk rahmat Allah dan menyerahkan masa depan kehidupan ini kepada kehendak Allah. Alasan lain seorang manusia memikirkan masa depan karena memikirkan kemungkinan kejahatan yang bisa saja terjadi. Sebagai manusia, kita sering menghabiskan banyak waktu mengkhawatirkan hal-hal buruk apa yang akan terjadi di depan. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Z3mXXp. 56 139 383 125 448 118 484 125 165

masa depan dunia menurut islam